Minggu, 30 Juni 2013

Nama Berhala yang di Sembah Kaum Kafir Quraisy

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa di sekeliling Ka’bah terdapat sekitar 360 berhala yang dijadikan sesembahan oleh orang orang kafir Quraisy. Mereka senantiasa mengagungkan dan memuja berhala berhala itu. Beberapa sahabat Nabi SAW dahulunya juga ada yang pernah menjadi Penyembah berhala. Namun setelah datangnya Islam, mereka menyerahkan jiwa raganya untuk berbakti dan hanya menyembah Tuan yang satu, yakni Allah SWT.

Salah seorang sahabat yang pernah menyembah berhala-berhala itu adalah Umar bin Khattab. Diceritakan, Umar terkadang tersenyum bila dia mengingat perbuatannya sebelum Islam. Ia membuat sebuah adonan dari gandum untuk dijadikan sesembahan. Namun, pada saat ia kelaparan, ia pun memotong adonan itu dan kemudian memakannya.

Berikut adalah nama-nama yang diberikan kepada berhala-berhala pada masa jahiliyah itu.

Isaf dan Nailah
Berhala ini ditempatkan di pintu Ka’bah mesjid al-Haram.
Dhaizanan
Dua buah berhala yang dijadikan sesembahan oleh Judzaimah al-Abrasy di Hirah. Ada yang mengatakan, kedua berhala ini ditempatkan oleh Al-Mundzir al-Akbar di pintu Hirah agar setiap orang yang memasuki pintu Hirah bersujud kepada keduanya untuk menguji sekaligus mengetahui kepatuhan mereka.
Hubal
Berhala ini terdapat di dalam Ka’bah.
Uqaishir

Berhala milik Qudha’ah, Lakham, dan Amilah yang terletak di jalan utama kota Syam.
Al-Jalsad
Patung ini terletak di Hadramaut. Patung ini menjadi sembahan penduduk Kindah.
Dzul-Khalashah
Terletak di Tubalah antara Makkah dan Yaman. Berhala ini sangat diagungkan oleh kaum Kats’am, Bujailahzd As-Surat, dan orang-orang Hawazin yang tinggal disekitar mereka.
Dzusy Syara
Berhala ini dimiliki oleh Ban Harits bin Mubasyir Alazadi.
Dzul Kaffai
Berhala ini dimiliki oleh Daus
A’im
Berhala ini dimiliki oleh Azd As-Surat
Uzza
Berhala ini terdapat di sebelah kanan jalan dari Makkah menuju Irak. Uzza merupakan berhala yang paling besar di kalangan kaum Quraisy.
Lata
Berhala ini terletak di Kota Thaif. Sekarang, posisinya terletak di sebelah kiri menara Mesjid Ath-Thaif.
Manah
Merupakan berhala bangsa Arab yang paling tua. Berhala ini terletak di tepi pantai wilayah al-Musyallal di Qudaid, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah.
Nasr
Sebuah berhala yang terdapat di Yaman. Berhala ini dibuat oleh penduduk Himyar dan mereka menyembahnya di daerah Balkha’
Wadd
Berhala ini dibuat oleh Kalb di Daumatul Jandal.
Ya’uq
Berhala ini dibuat oleh kabilah Hamdan di Desa Khaiwan, dekat kota Shan’a
Yaghuts
Berhala ini dibuat oleh Suku Madzhij dan penduduk Jurasy.

Demikian pendapat syauqi.

Mengutip hadits Nabi SAW riwayat Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan :

Patung-patung yang ada pad zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula di kalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wadd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaguts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi lereng bukit yang terletak di Kota Saba.”

Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahan Suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. Padahal, nama-nama itu adalah nama orang-orang saleh yang hidup zaman Nabi Nuh AS. Setelah mereka wafat, setan membisikkan kaum yang saleh supaya dibuat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak disembah sebelum orang-orang saleh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah, dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.

Wallahu'alam

Jumat, 28 Juni 2013

Adab Ketika Mendengar Kumandang Adzan


Adzan adalah seruan untuk segera mendirikan ibadah shalat fardhu. seorang yang menumandangkan adzan disubut juga muadzin atau yang lebih dikenal dengan "Bilal" mengambil berkat dari seorang muadzin yang bersuara merdu pada zaman Rasulullah saw yang bernama Bilal bin Rabah.

Kematian itu pasti akan datang. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yang sakaratul maut, hampir ajal tidak dapat berkata apa-apa… lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan ‘sakaratul maut’.

Diriwayatkan sebuah hadis yang bermaksud: “Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah SWT akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya. “Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun semasa adzan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Banyak fadhilahnya. Jika lagu kebangsaan saja kita diajarkan agar berdiri tegak dan mendiamkan diri, lalu bagaimanakah sikapmu apabila mendengar adzan???

Dalam Shahih Muslim disebutkan:
“Seorang laki-laki buta berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak mendapatkan orang yang menuntunku ke masjid, apakah aku memiliki rukhshah (keringanan) untuk shalat di rumahku?’ Nabi SAW bertanya kepadanya, ‘Apakah… engkau mendengar panggilan (adzan) untuk shalat?’ Ia menjawab, ‘ya’. Beliau SAW bersabda, ‘Maka penuhilah’.”

Jika orang buta yang tidak mendapatkan orang yang menuntunnya wajib shalat berjamaah, apalagi orang yang sehat, bisa melihat dan tak memiliki udzur.

Rabu, 26 Juni 2013

NAMA BEBERAPA ISTRI NABI MUHAMMAD SAW

NAMA-NAMA ISTRI NABI MUHAMMAD SAW 



1. SITI KHADIJAH: Nabi mengawini Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah adalah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya adalah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga menyebabkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun setelah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah mencintai Khadijah. Sehingga hanya setelah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW baru mau menikahi wanita lain.

2. SAWDAH BINT ZAM’A: Suami pertamanya adalah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari setelah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISYAH SIDDIQA: Seorang perempuan bernama Kholeah Bint Hakeem menyarankan agar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan agar mendekatkan hubungan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada saat itu adalah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, karena walaupun masih muda, tapi sudah cukup dewasa untuk mengerti tentang tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aisyah sebelum kemudian mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun kemudian menjadi khalifah pertama setelah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR: Hafsah adalah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak karena istrinya baru saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini membuat Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA: Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah tua ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan setelah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMAH BINT UMAYYA: Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia saat itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi karena sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru setelah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH: Dia adalah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur agar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi menerima wahyu bahwa jika mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYAH BINT AL-HARITH: Suami pertamanya adalah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki agar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah datang pada Nabi SAW dan memberikan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak agar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYAH BINT HUYAYY: Dia adalah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan kemudian menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBAH BINT SUFYAN: Suami pertamanya adalah Aubed Allah Jahish. Dia adalah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia sebenarnya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi baru pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNAH BINT AL-HARITH: Dia masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya adalah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia datang menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta agar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA: Dia awalnya adalah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan kemudian dimakamkan di Al-Baqi.

Selasa, 25 Juni 2013

CERITA ABRAHAH DAN BALA TENTARANYA (TENTARA BERGAJAH)

Peristiwa ini bukan cerita mistik bertebaran dalam sejarah bangsa Arab tempo dulu. Ini bukan dongeng atau tahayyul belaka. Seandainya bangsa Arab tidak melihat burung Ababil menghancurkan Abrahah dan bala tentaranya atas izin Allah SWT, dengan kerikil panas dari neraka yang membara. 
Maka ketika jika ada seseorang menceritakan persitiwa itu kepada mereka, pasti mereka akan mengatakan orang itu gila. Mereka akan mengejek, sebagimana mereka mengejek Baginda Nabi Muhammad SAW, ketika beliau menceritakan bahwa dirinya telah isra’ dan mi’raj.
Pada abad keenam sekitar tahun 571 Masehi, saat itu Yaman dikuasai oleh seorang raja Kristen bernama Negus yang berhasil mengusir bangsa Yahudi dari negerinya. Seorang menterinya yang bernama Abrahah bin Al-Shobaah menemukan bahwa setiap tahunnya orang-orang dari berbagai belahan bumi bergegas dan berduyun-duyun pergi ke Kabah di Mekah untuk menunaikan haji
Diperintahkannya arsitek dan ahli bangunan terbaik untuk membangun Al-Qalies, sebuah geraja yang sangat besar dan indah di Kota San’a. Gereja ini dipersembahkan kepada Raja Najasyi serta merupakan bukti kuat keinginan Abrahah agar orang-orang melupakan Ka’bah.
Abrahah telah bersumpah untuk menghancurkan Ka’bah. Berangkatlah Abrahah ke Makkah beserta tentaranya dengan menunggangi gajah. Abrahah memimpin pasukan dengan menunggangi seekor gajah yang santa besar dan gagah. Gajah tersebut adalah hadiah dari Raja Najasyi karena Abrahah sudah membuatkan sebuah gereja yang indah
Abdul Muthalib bin Hasyim yang merupakan salah seorang pemuka Kaum Quraisy pun ‘pasrah’ (Dia bilang Ka’bah adalah milik Allah SWT jadi Allah SWT yang akan menjaganya), dia hanya meminta kepada Abrahah 200 ontanya dikembalikan kepadanya. Dia yakin benar, bahwa Allah sendiri yang akan menjaga rumahNya, Baitullah. Dan benarlah, Allah SWT mengirimkan pasukan burung Ababil, yang merontokkan pasukan Abrahah laksana dedaunan yang dimakan ulat.

Surat Al Fiil (105) ini terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Kaafiruun. Nama “Al Fiil” diambil dari kata “Al Fiil” yang terdapat pada ayat pertama surat ini, artinya “gajah”.
AL FIIL (GAJAH) Surat ke 105 : 5 ayat
Qur’an menyebut peristiwa yang menewaskan Abrahah dan pasukannya dalam Surat Al-Fil. Peristiwa ini terjadi pada tahun Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan. Pendapat umum menyebut “Toiron Ababil” sebagai “Burung Ababil” atau “Burung yang berbondong-bondong”. Buku “Sejarah Hidup Muhammad” yang ditulis Muhammad Husain Haekal mengemukakannya sebagai wabah kuman cacar (wabah Sampar atau Anthrax – yang menewaskan sepertiga warga Eropa dan Timur Tengah di abad 14). Namun ada pula analisa yang menyebut pada tahun-tahun itu memang terjadi hujan meteor, hujan batu panas yang berjatuhan atau ‘terbang’ dari langit. Wallahua’lam.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
  1. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
  2. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?,
  3. Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
  4. yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
  5. lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).

Minggu, 23 Juni 2013

Mengapa Superman Lebih Tenar dari pada Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabatnya

Akhir-akhir ini dunia sedang diramaikan dengan peluncuran film lama yang dirilis ulang, film Superman “manusia baja” yang bertugas menjaga keadamaian dibumi dengan segala kekuatannya dan dia menyamarkan dirinya sebagai manusia biasa.

Tokoh fiktif ini benar-benar membius jutaan orang dan membuat semua orang seolah-olah rugi untuk tidak menonton film tersebut. Bahkan di kalangan anak-anak mereka banyak yang terobesi dan berhayal untuk bertemu atau bahkan memimpikan menjadi sang super hero ini.


Fenomena ini tak luput melanda anak-anak di dunia islam. Mereka seakan tenggelam dengan keperkasaan, kepahlawanan dan ketulusan dari superman. Tak ayal lagi superman menjadi idola baru yang mengalahkan idola-idola yang seharusnya mereka ketahui yaitu Rasulullah saw dan para sahabatnya.


Cobalah kita tanya kepada anak-anak kita tentang dari mana keberadaan superman. Maka sebagian besar dari mereka akan menjawab dari “planet cryptone” yang sebenarnya hanyalah sebuah tempat khayalan. Sedangkan kalau kita coba tanyakan kapan Ali bin Abu thalib dilahirkan…?? Mungkin hanya sebagian kecil anak-anak yang benar-benar bisa  menjawabnya.


Melihat keadaan seperti ini penulis merasa miris. Jika saat ini mereka masih belum mengenal siapa pendahulu mereka yang menyebarkan agama islam dan sampai kepada akidah yang mereka ikut anut dari orang tua mereka, akan jadi apa generasi ini dimasa yang akan datang. Siapakah yang akan mereka teladani…??? Apakah Uswatun Hasanah dari Baginda Rasul dan Sahabat-sahabat beliau akan hilang terberangus oleh arus globalisasi yang diboncengi dengan teknologi yang serba mutakhir.


Sekarang terpulang kepada kita para pengajar dan orang tua dari anak-anak untuk menyikapi hal ini. Dimana pada saat ini perang pemikiran dari musuh islam sudah gencar mereka lakukan. Mereka tidak akan berani menghancurkan islam secara langsung karena dalam islam ada istilah “jihad” dan itu lah yang paling ditakuti musuh islam. Perang pemikiran inilah yang akan mereka gunakan untuk mejauhkan generasi islam dari agamanya yang pada akhirnya akan menghancurkan agama islam itu sendiri.


Mari kita bentengi anak-anak kita dengan menanamkan betapa RASULULLAH SAW DAN PARA SAHABAT BELIAU lebih mulia, lebih perkasa, dan lebih Super Hero dari pada Superman.
Semoga bermanfaat…..

Kamis, 20 Juni 2013

Sifat Terpuji Bangsa Arab Jahiliyah Sebelum Islam Turun

Kondisi keagamaan, politik, ekonomi, sosial dan moral arab jahiliyah yang buruk, tentu sudah banyak orang yang mendengar, walaupun keburukan tersebut tidak sebanding dengan hancurnya peradaban bangsa lain di sekitar jazirah arab, seperti Byzantium, Persia, dan India. Bagaimana peperangan diantara kabilah-kabilah, kemusyrikan mereka, dan sebagainya, tidak perlu lagi diceritakan disini.
Akan tetapi, tidak semua masyarakat Arab jahiliyah jahat, biadab, dan berkarakter negatif. Banyak juga dari mereka yang baik, tidak berzina, tidak minum khamr, tidak menumpahkan darah, tidak berbuat zalim, tidak memakan harta anak yatim, dan bersih dari transaksi riba. [1]  Terdapat karakter positif yang menjadi modal tegaknya panji Islam. Di antaranya adalah :


Pandai dan Cerdik
Hati mereka bersih dan belum terkontaminasi oleh filsafat, mitos dan khurafat, tidak seperti masyarakat India, Romawi dan Persia yang hatinya telah terjangkit penyakit-penyakit tersebut. Berbeda dengan mereka, kepolosan hati benar-benar layak untuk mengemban risalah agung. Mereka adalah sebagian masyarakat Arab jahiliyah yang masih terpelihara. Islam mengarahkan tabiat pandai dan cerdik mereka untuk melindungi dan membela Islam. Daya pikir dan fitrah tertanam dalam diri mereka, sehingga tidak terjerumus dalam filsafat yang kosong, perdebatan bodoh ala Romawi  dan aliran ilmu kalam yang membingunkan.[2]
Bahasa Arab yang kaya menunjukkan bahwa mereka memiliki hafalan dan ingatan yang tajam. Bayangkan kata al-’asl (madu) memiliki 80 kosa kata, kata ats-tsa’alab (rubah) memiliki 200 kosa kata, bahkan kata ad-dahiyah (petaka) memiliki 4000 kosa kata. Tidak diragukan lagi kosa kata yang begitu banyak dan luas pasti membutuhkan ingatan yang kuat, tajam dan brilian.[3]
Saking pandai dan cerdasnya mereka, sehingga mereka dengan mudah memahami sebuah isyarat, terlebih lagi sebuah frase atau untaian kata.[4]

Dermawan dan Murah Hati
Karakter ini sangat mengakar pada diri masyarakat Arab. Misalkan salah seorang dari mereka hanya memiliki seekor unta, kemudian datanglah tamu kepadanya, maka ia tidak segan-segan menyembelihnya untuk dijadikan jamuan. Mereka tidak hanya menyuguhkan jamuan kepada manusia, tapi juga memberikan makanan kepada hewan liar. Bahkan kemurahan hati atau kedermawanan Hatim Ath-Tha’i telah diakui oleh para kafilah dagang. Seperti yang saya tonton dalam serial Omar di MNC TV menjelang subuh, dimana Umar bin Al-Khaththab begitu pemurah berbagi air dengan kafilah yang lain, padahal saat itu ia belum masuk Islam. Dan masih banyak lagi kemurahan hati orang Arab yang bisa dijadikan teladan.

Pemberani dan Ksatria
Mereka menyanjung orang yang matinya di medan perang, dan mecela mereka yang matinya diatas ranjang. Manakala seseorang mendengar berita kematian saudaranya, maka ia akan berujar, “Jika seseorang terbunuh, maka ayahnya, saudaranya, atau pamannya yang akan membalaskan kematiannya. Demi Allah, sesungguhnya kami tidak ingin mati secara wajar, kami ingin mati di ujung tombak atau mati di bawah kilatan pedang.”
Masyarakat Arab jahiliyah tidak akan pernah memberikan apa pun, jika hal itu mengorbankan kemuliaan, harga diri dan istri. Mereka menganggap dirinya hina jika sampai hal ini terjadi.
Fitrah masyarakat Arab adalah pemberani dan sangat menjaga harga diri. Mereka tidak mau ada orang yang kuat menindas yang lemah, wanita, atau orang tua. Ketika ada seseorang meminta bantuan kepada mereka, maka mereka bersegera membantunya. Bagi mereka suatu kehinaan jika tidak membantu orang yang meminta pertolongan.

Kerinduan Masyarakat Arab pada Kebebasan
Secara fitrah, orang Arab sangat merindukan kebebasan. Ia ingin hidup merdeka dan rela mati demi memperjuangkan kemerdekaan. Ia ingin hidup bebas tanpa ada kekuasaan yang mengaturnya. Ia juga tidak rela harga dirinya diinjak-injak, meskipun nyawa taruhannya. Mereka menolak ketidakadilan, tidak mau dihinakan, sebagaimana contoh berikut.
Suatu ketika Amr bin Hind, Raja Al-Hirah duduk bersama para sekutunya, lalu ia bertanya kepada mereka, “Apakah kalian pernah mengetahui ada salah satu orang Arab yang ibunya menolak jika menjadi pesuruh?” Mereka berkata, “Ya, kami tahu, dia adalah ibunya Amr bin Kultsum, si penyair hina.”
Raja kemudian memanggil Amr bin Kultsum agar menghadap dirinya. Lalu sang raja juga memanggil ibundanya untuk menemui  ibunya Amr bin Kultsum. Sebelumnya sang raja telah bersepakat dengan ibundanya agar mengatakan sesuatu kepada ibunya Amr bin Kultsum setelah ia menikmati jamuan makan, agar ia berkata, “Tolong ambilkan wadah yang ada di sampingmu.” Benar ketika ibunya Amr bin Kultsum datang dan selesai menikmati jamuan, maka ibunda sang raja berkata sebagaimana direncanakan. Maka ibunda Amr bin Kultsum berkata, “Hendaklah yang membutuhkan sesuatu mengerjakan apa yang menjadi kebutuhannya.” Ibunda raja yang kesal mengulang permintaan dengan sedikit memaksa dan memerintah. Maka ibunda Amr bin Kultsum berteriak, “Hai beraninya kamu menghina Bani Taghlib!” Amr pun sempat mendengar teriakan ibunya dan marahlah ia melihat ibunya diperlakukan dengan hina. Secepat kilat ia merebut pedang milik sang raja yang tergantung dan mengayunkannya ke kepada sang raja, Amr bin Hindun.[5]

Menepati Janji, Terbuka, Terus Terang dan Jujur
Mereka enggan berbohong dan menganggapnya aib. Mereka juga enggan ingkar janji. Oleh karena itu, kesaksian (syahadat) mereka dengan lisan sudah dianggap cukup bahwa mereka telah memeluk Islam. Keengganan mereka untuk berbohong bisa dibuktikan melalui kisah Abu Sufyan saat diundang Heraklius untuk ditanya mengenai Rasulullah. Abu Sufyan berkata, “Kalaulah aku tidak malu pada orang-orang disekitarku tentang Muhammad, pastilah aku akan berbohong.”[6]
Ada pun sifat orang Arab yang menepati janji bisa dibuktikan melalui perkataan An-Nu’man bin Al-Mundzir kepada Kisra (penguasa Persia), “Sesungguhnya lirikannya atau anggukannya merupakan ikatan janji yang tidak bisa ia lepaskan sampai nafas terakhirnya. Kayu yang sempat ia pungut dari tanah menjadi hutang baginya yang tidak mungkin ia miliki atau ia pendam begitu saja. Manakala ia dapati seseorang meminta perlindungan padanya meskipun orang itu jauh dari rumahnya dan ia terbunuh, maka ia tidak akan rela sehingga ia menumpas kabilah yang telah membunuhnya. Seorang penjahat bisa saja berlindung kepada mereka tanpa harus diketahui siapa dia dan apakah ia bagian dari kerabatnya atau bukan.[7]
Menepati janji merupakan sifat dasar masyarakat Arab, kemudian Islam datang dan mengarahkan sifat tersebut ke jalan yang benar. Islam tidak mentolerir siapa pun yang mencoba membuat hal-hal baru (mengada-ada), meskipun ia memiliki kedudukan atau dari keluarga terhormat. Nabi bersabda, “Allah melaknat orang yang berupaya melindungi orang yang membuat hal baru (mengada-ada)“.[8]
Ada beberapa kisah mengenai sifat mulia masyarakat Arab ini diantaranya:[9] Suatu ketika Harits bin ‘Ubbad memimpin kabilah Bakar untuk berperang melawan kabilah Taghlib yang dipimpin oleh Al-Muhalhal yang ditenggarai membunuh anaknya Harits. Alkisah Harits tidak tahu dan tidak mengenal sosok Muhalhal, lalu Harits menangkap seseorang dan bertanya mengenai keberadaan Muhalhal, padahal orang tersebut adalah Muhalhal itu sendiri. “Tunjukkan kepadaku dimana Muhalhal bin Rabi’ah dan setelah itu aku akan membebaskanmu.” Bentak Harits. Orang itu kemudian menjawab, “Kamu harus berjanji untuk melepaskanku, jika aku menunjukkan keberadaan Muhalhal.” Harits menjawab, “Ya.” Dengan sigap orang itu menjawab, “Aku lah Muhalhal, orang yang engkau cari.” Harits kaget bukan kepalang, tapi karena sudah berjanji  maka Harits pun meninggalkannya.
Dalam kisah lain diceritakan, Nu’man bin Al-Mundzir sangat risau pada Kisra, ketika dia tidak mau mengawinkan putrinya dengan Kisra. Suatu hari dia menitipkan perlengkapan sejata dan istrinya di rumah Hani’ bin Mas’ud Asy-Syaibani. Setelah itu ia pergi menemui Kisra, kemudian Kisra membunuhnya. Setelah itu Kisra mengutus seseorang menemui Hani’ dan menagih titipan Nu’man, akan tetapi ia menolaknya. Akhirnya Kisra mengirim pasukan untuk menyerang Hani’, dan Hani’ pun mengumpulkan seluruh anggota Bani Bakar. Lalu dia berpidato di hadapan mereka semua, “Wahai Bani Bakar, kematian karena suatu alasan lebih baik daripada lari menyelamatkan diri. Sesungguhnya ancaman apa pun tidak akan mampu menyelamatkan takdir dan sesungguhnya kesabaran menjadi penyebab akan diraihnya kemenangan. Lebih baik mati daripada hidup terhina. Menjemput kematian itu lebih utama daripada mundur. Mati terbunuh di tempat penjagalan itu lebih mulia daripada mati diatas ranjang kayu dan dilihat banyak orang. Wahai Bani Bakar berperanglah kalian semua, sesungguhnya tidak ada yang bisa lari dari kematian.”[10]
Bani Bakar akhirnya mampu mengalahkan tentara Persia dalam pertempuran yang terjadi di Dzi Qar. Kemenangan tersebut disebabkan karena mereka tidak mau hidup  terhina. Dia lebih memilih kematian demi memenuhi janjinya pada Nu’man.

Sabar Menghadapi Musibah dan Rela Walau Hanya Mendapatkan Sedikit
Masyarakat Arab jahiliyah berkomentar tentang makanan, “Makan terlalu kenyang dapat menghilangkan kecerdasan.” Mereka juga menganggap aib jika seseorang memiliki sifat rakus dan suka makan.
Selain itu, mereka memiliki sifat yang begitu menakjubkan, yakni sangat bersabar menghadapi cobaan dan ujian. Barangkali semua itu karena mereka ditempa untuk biasa hidup di kawasan gurun pasir kering. Mereka terbiasa mendaki gunung terjal dan berjalan jauh di bawah terik matahari. Mereka tidak memperdulikan cuaca panas dan dingin. Rintangan perjalanan dan jauhnya jarak tempuh bukanlah masalah bagi mereka. Rasa haus dan lapar bukanlah persoalan utama. Manakala mereka memeluk Islam, kesabaran, ketabahan dan keridhaan mereka menjadi suri teladan yang sempurna. Di antara mereka ada yang hidup berhari-hari hanya dengan makan beberapa butir kurma sekedar untuk menegakkan tulang punggungnya dan beberapa tetes air sekedar untuk membasahi hatinya.[11]

Berjiwa Kuat dan Memiliki Fisik Tangguh
Masyarakat Arab, selain dikenal berfisik tangguh, juga memiliki jiwa yang kuat dan besar. Ketika kedua kekuatan itu bersatu pada seseorang, maka ia dapat melakukan sesuatu yang mengangumkan dan luar biasa. Hal ini dapat terlihat tatkala mereka masuk Islam. Dalam sebuah duel, ketika mereka sudah dapat mengalahkan musuh, mereka akan memaafkan dan meninggalkannya. Mereka tidak mau melukai atau membunuhnya. Mereka sangat menjunjung tinggi hak-hak tetangga, terlebih lagi kepada kaum wanita. Mereka juga sangat menjaga harga diri.
Manakala ada seseorang yang meminta perlindungan kepada mereka, dengan mudah, mereka akan memberikan perlindungan. Bahkan, mereka akan mengorbankan jiwa, anak dan harta demi membelanya.
Perilaku dan akhlak terpuji merupakan harta yang amat berharga bagi masyarakat Arab. Saat Islam datang, akhlak terpuji ini semakin tumbuh dan mengakar pada jiwa mereka. Islam kemudian mengarahkan akhlak tersebut kepada kebaikan dan kebenaran. Oleh karena itu, jangan heran jika mereka keluar dari padang pasir, mereka laksana malaikat suci. Mereka muncul ke permukaan bumi dan berupaya memenuhinya dengan cahaya keimanan, padahal sebelumnya kekufuran telah membanjiri hingga ke sudut-sudutnya. Mereka berupaya memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya bergelut dengan kezaliman, dan memenuhinya dengan pekerti, setelah sebelumnya disibukkan dengan perbuatan hina. Mereka juga berupaya memenuhi bumi dengan kebaikan, setelah keburukan tersebar dimana-mana.
Demikianlah penjelasan sederhana mengenai sikap positif bangsa Arab jahiliyah. Dibanding bangsa-bangsa yang semasa dengannya, bangsa Arab merupakan bangsa yang kondisi sosial dan moralnya paling baik. Oleh karena itu, dari bangsa ini lah Allah memilih salah satu sosok untuk menjadi utusan-Nya. Bangsa arab secara milieu adalah bangsa yang langka dan mulia dibanding bangsa-bangsa lainnya seperti Persia, Romawi, India, dan Yunani. Tapi mengapa Allah tidak memilih utusan dari kalangan Persia yang kaya dengan ilmu pengetahuan atau dari bangsa India yang terkenal dengan filsafatnya, atau dari bangsa Romawi yang terkenal dengan artistiknya, atau Yunani yang terkenal dengan sastra dan daya imajinasi yang tinggi. Akan tetapi Allah justru memilih seorang Rasul dari masyarakat yang peradabannya masih baru seumur jagung. Alasannya adalah karena memang bangsa-bangsa selain Arab biarpun memiliki peradaban yang tinggi dan kaya ilmu pengetahuan, namun mereka tidak memiliki sesuatu yang dimiliki bangsa Arab, yaitu fitrah bangsa yang bersih, cinta kebebasan, dan jiwa yang kokoh serta mulia

Selasa, 18 Juni 2013

Kebiasaan Buruk Bangsa Arab sebelum Islam



Sebelum islam datang disebut juga Zaman Jahiliyah atau lebih dikenal dengan zaman kebodohan. Bodoh disini bukan dalam artian tidak berpendidikan, namun lebih kepada bodoh dalam hal aqidah dan prilaku.

Dianatara bberapa sifat tercela bangsa arab sebelum datangnya islam adalah 


      1. Menyembah berhala
Berhala yang disembah bangsa arab pada saat itu bermacam-macaam bentuknya dan bahan pembuatanya tergantung dari status social dan ekonomi mereka pada sat itu. Ada yang membuat berhala dari emas karena ekonomi mereka dari klangan atas. Ada yang dari kayu bahkan ada juga berhala yang mereka buat dari bahan makanan (tepung gandum) yang pada akhirnya jika mereka lapar maka mereka akanmemakan Tuhan mereka tersebut.


      2. Mengawini bekas istri ayahnya

Adat banagsa arab pada saat itu menyatakan jika seorang ayah meninggal dan mempunyai istri maka istri tersebut di anggap sebagai warisan dan hrus dikawini oleh anaknya.
 

      3. Suka berfoya-foya

Inilah yang menjadi kebiasaan bangsa arab secara keseluruhan. Mereka bangga jika sudah pernah melakukan dosa dengan caara minum khamar dan mabok-mabokan sambil berfoya-foya.




      4. Mengubur anak perempuan hidup-hidup

Bagi banagsa arab pada saat itu mempunyai anak perempuan adalah suatu aib yang besar. Karena menurut mereka anak perempuaan hanya menyulitkan dan tidak bisaa diajak berdagang dan berperang oleh sebab itu untuk menghilangkan aib tersebut mereka akan dengan ringan hati mengubur anak perempuana mereka hidup-hidup.

Demikianlah beberapa sifat tercela bangsa arab sebelum islam. Besar harapan penulis, postingan ini ada manfaatnya.. baik itu buat diri pribadai penulis maupun buat semua orang islam paada umumnya.. amiiiin…..

Selasa, 11 Juni 2013

Permenpandiknas no.16 thn 2009 Sebagai Acuan PNS Naik Pangkat

Bagi para PNS naik pangkat adalah hal yang pasti dinanti-nantikan. Namun tidak sedikit PNS yangh masih belum mengerti bagaimana dan apa yang harus dilakukan jika ingin naik pangkat..
Berikut saya berikan link download permenpandiknas no 16 thn 2009 sebagai acuan naik pangkast para PNS. 

Download Permenpandiknas no.16 thn 2009 

Setelah anda  klik link di atas maka anda akan dibawa kepada satu halaman tunggu 5 detik di halaman tersebut. Selanjutnya pada bagian kanan atas akan muncul "Skip Ads" silakan anda klik "Skip Ads" tersebut. Selanjutnya anda sudah siap untuk mendownload Permenpandiknas no.16 thn 2009
dalam bentuk pdf.
Semoga Berkenan

Senin, 10 Juni 2013

Tahun 2013 akan digelar Penerimaan CPNS secara besar-besaran

Seleksi atau tes penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) secara nasional akan digelar pada Agustus 2013. Diperkirakan tahun ini sekitar kurang lebih 110 ribu PNS memasuki masa pensiun. Pemerintah berencana membuka pengadaan CPNS baru sebanyak 169 ribu orang tahun ini. Jumlah itu sudah termasuk program penyelesaian pegawai honorer yang masih tersisa.

Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) saat ini masih menunggu usulan kebutuhan CPNS dari daerah. Setiap daerah harus mengusulkan berapa jumlah CPNS yang dibutuhkannya. Kemenpan-RB masih akan melakukan penentuan kuota formasi jurusan dan usulan dari daerah.

Jumlah Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kategori 2 yaitu yang tidak digaji dari APBN/APBD, jumlahnya mencapai 500 ribu. Setelah ditentukan jumlah kuota yang akan diterima untuk PTT K2, akan lakukan tes untuk pada Juli atau Agustus. Sementara untuk formasi dari umum akan diterima sekitar 60 ribu CPNS

"Untuk penerimaan dari kategori umum 60 ribuan," kata Wamen PAN-RB Eko Prasojo dikutip dari Tribunnews.com (10/05/2013)

Tes penerimaan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kategori 2, akan disamakan dengan tes penerimaan reguler, diantaranya tes kepribadian, tes potensi akademik dan tes wawasan kebangsaan. Tes CPNS ini akan dilaksanakan serentak pada Agustus 2013.

Untuk penerimaan CPNS dari pelamar umum dibagi untuk pemerintah pusat dan daerah. Penerimaan pegawai disesuaikan kebutuhan pemerintah pusat dan daerah. Wamen PAN-RB memperkirakan perekrutan pegawai tahun 2014 kurang lebih sama dengan penerimaan tahun ini. Baru pada tahun 2015 bisa lebih leluasa setelah pegawai honor mendapat prioritas. 


Ayo teman-teman siapkan dirimu.... !

Like Ya sahabat... Jangan Lupa juga Isi Buku Tamunya, Biar aku Bisa Berkunjung Balik :) makasih......

×