Sabtu, 04 Mei 2013

Cerita Tentang Wahyu yang Pertama Kali Turun

Nabi Muhammad saw lahir ada tahun 570 Masehi. Pada tahun 610 Masehi bertepatan diusianya yang ke-40. Beliau diangkat menjadi utusan Allah juga seorang nabiullah di akhir jaman. Dengan tegas Nabi saw sabdakan, bahwa tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw. Mayoritas ahli sejarah berpendapat turunnya surat al-alaq pada malam 17 Ramadlan tahun ke-41 Tahun Gajah. Yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi; wallahu a’lam. Inilah tahun yang menentukan sejarah dunia berubah, dari kegelapan menuju cahaya keimanan. Inilah pertanda bangkitnya kaum yang beriman di muka bumi. Yang mengimani Allah ta’ala. Di mana dunia dan kehidupan umat manusia, khususnya jahiliah di Jazirah Arab, diluruskan ke dalam sikap mental, perilaku, dan cara berpikir yang dicintai oleh Allah ta’ala. Sebuah tatatan dunia baru yang mengedepankan: Mengabdi kepada Allah swt, demi mendapatkan cinta-Nya; Memperjuangkan kebenaran, demi tegaknya kebenaran yang hakiki; dan Mengangkat harkat-derajat-martabat umat manusia, demi kemanusiaan.
 

Kedatangan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Gua Hira

Ibnu Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku, bahwa Ubaid berkata,
"Pada bulan itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di Gua Hira'. Beliau memberi makan orang-orang miskin yang datang kepada beliau. Usai melakukan hal itu, aktifitas pertama beliau ialah pergi ke Ka'bah sebelum pulang ke rumahnya. Beliau thawaf di sekitar Ka'bah sebanyak tujuh kali atau lebih. Usai thawaf, beliau pulang ke rumah. Itulah yang terjadi hingga pada bulan di mana Allah berkehendak memuliakan beliau dengan mengutus sebagai Nabi pada bulan Ramadhan. Pada bulan tersebut, beliau ke Gua Hira' seperti biasanya dengan diikuti keluarganya. Pada suatu malam Allah memuliakan beliau dengan memberi risalah dan rnerahmati hamba-hambaNya dengan beliau, datanglah Malaikat Jibril dengan membawa perintah Allah Ta 'ala. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Salam bersabda, "Jibril datang kepadaku pada saat aku tidur dengan membawa secarik kain Dibaj dan dalamnya terdapat tulisan. Malaikat Jibril berkata, `Bacalah!' Aku berkata,`Alcu tidak bisa membaca.' Malaikat Jibril mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!' Aku menjawab, 'Apa yang harus aku baca?' Malaikat Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya dan berkata, `Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?'

Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya, dan berkata, `Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?' Aku berkata seperti itu dengan harapan ia mengulangi apa yang sebelumnya ia lakukan terhadap diriku. Kemudian ia berkata, 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.' (Al-Ala: 1-5). 
Aku pun membacanya, sedang Jibril pergi dari hadapanku. 

Setelah itu, aku bangun dari tidurku dan aku merasakan ada sesuatu yang tertulis dalam hatiku. Kemudian aku keluar dari Gua Hira.

Ketika aku berada di tengah-tengah gunung, tiba-tiba aku mendengar suara dari langit, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah dan aku adalah jibril". Aku hadapkan kepalaku ke langit, saat itu kulihat jibril menjelma seperti orang laki-laki yang membentangkan kedua lututnya ke ufuk langit. Jibril berkata lagi, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah, dan aku adalah jibril". Aku berdiri untuk melihatnya tanpa maju dan mundur. Aku arahkan pandanganku kepadanya di ufuk langit, dan aku tidak melihat arah manapun melainkan aku lihat dia berada di sana. Aku berdiri diam terpaku; tidak maju dan tidak mundur, hingga akhirnya Khadijah mengutus orang-orangnya untuk mencariku. Mereka tiba di Makkah Atas dan kembali menemui Khadijah, sedang aku tetap berdiri di tempatku semula."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Menceritakan apa Yang Dialaminya kepada Khadijah

Ibnu Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku bahwa Ubaid berkata, "Kemudian Jibril pergi dari hadapanku, dan aku pulang menemui keluargaku. Ketika aku bertemu Khadijah, aku duduk di pahanya, dan bersandar padanya. Khadijah berkata, 'Hai Abu Al-Qasim, di mana engkau berada? Sungguh, aku telah mengutus orang-orangku untuk mencarimu hingga mereka tiba di Makkah atas, kemudian pulang tanpa membawa hasil.' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, `Kemudian aku ceritakan kepada Khadijah kejadian yang baru aku alami. Khadijah berkata, `Saudara misanku, bergembiralah, dan tegarlah. Demi Dzat yang jiwa Khadijah berada di Tangan-Nya, sungguh aku berharap kiranya engkau menjadi Nabi untuk umat ini'."

Khadijah Menceritakan apa Yang Dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Waraqah bin Naufal

Ibnu Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku bahwa Ubaid berkata, "Khadijah berdiri dan mengemasi pakaiannya kemudian pergi ke rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, saudara misannya. Waraqah adalah pemeluk agama Nasrani, membaca kitab-kitab, dan mendengar dan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Khadijah bercerita kepadanya persis seperti yang diceritakan Rasulullah Shallallahu wa Sallam kepadanya, bahwa beliau melihat dan mendengar sesuatu. Waraqah bin Naufal berkata, `Mahasuci Allah. Mahasuci Allah. Demi Dzat yang jiwa Waraqah ada di Tangan-Nya, jika apa yang engkau ceritakan benar, wahai Khadijah, sungguh suamimu didatangi Jibril yang dulu pernah datang kepada Musa. Sungguh suamimu adalah Nabi untuk umat ini. Katakan padanya agar ia bersabar.' Kemudian Khadijah pulang menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan menceritakan perkataan Waraqah bin Naufal kepada beliau."

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bertemu Waraqah bin Naufal

Ibnu Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku, bahwa Ubaid berkata, "Usai melakukan penyendirian di Gua Hira', Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan aktifitas-aktifitas yang biasa beliau lakukan. Beliau pergi ke Ka'bah, dan thawaf di sekitarnya. Ketika beliau sedang thawaf, beliau bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal berkata kepada beliau, `Keponakanku, ceritakan kepadaku apa yang telah engkau lihat dan engkau dengar!' Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menceritakan apa yang beliau lihat dan dengar kepada Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, sungguh engkau adalah Nabi untuk umat ini. Sungguh telah datang kepadamu Malaikat Jibril yang dulu pernah datang kepada Musa. Sungguh, engkau pasti akan didustakan, diganggu, diusir, dan diperangi. Seandainya aku berada pada hail itu, pasti aku menolong Allah dengan pertolongan yang diketahui-Nya.' Kemudian Waraqah bin Naufal mendekatkan kepalanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan mencium ubun-ubun beliau. Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pulang ke rumahnya."

Like Ya sahabat... Jangan Lupa juga Isi Buku Tamunya, Biar aku Bisa Berkunjung Balik :) makasih......

×