Nabi Muhammad saw lahir ada tahun 570 Masehi. Pada tahun 610 Masehi
bertepatan diusianya yang ke-40. Beliau diangkat menjadi utusan Allah
juga seorang nabiullah di akhir jaman. Dengan tegas Nabi saw sabdakan,
bahwa tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad saw. Mayoritas ahli
sejarah berpendapat turunnya surat al-alaq pada malam 17 Ramadlan tahun
ke-41 Tahun Gajah. Yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 Masehi;
wallahu a’lam. Inilah tahun yang menentukan sejarah dunia berubah, dari
kegelapan menuju cahaya keimanan. Inilah pertanda bangkitnya kaum yang
beriman di muka bumi. Yang mengimani Allah ta’ala. Di mana dunia dan
kehidupan umat manusia, khususnya jahiliah di Jazirah Arab, diluruskan
ke dalam sikap mental, perilaku, dan cara berpikir yang dicintai oleh
Allah ta’ala. Sebuah tatatan dunia baru yang mengedepankan: Mengabdi
kepada Allah swt, demi mendapatkan cinta-Nya; Memperjuangkan kebenaran,
demi tegaknya kebenaran yang hakiki; dan Mengangkat
harkat-derajat-martabat umat manusia, demi kemanusiaan.
Kedatangan Malaikat Jibril kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam di Gua Hira
Ibnu Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku, bahwa Ubaid berkata,
"Pada
bulan itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menetap di Gua
Hira'. Beliau memberi makan orang-orang miskin yang datang kepada
beliau. Usai melakukan hal itu, aktifitas pertama beliau ialah pergi ke
Ka'bah sebelum pulang ke rumahnya. Beliau thawaf di sekitar Ka'bah
sebanyak tujuh kali atau lebih. Usai thawaf, beliau pulang ke rumah.
Itulah yang terjadi hingga pada bulan di mana Allah berkehendak
memuliakan beliau dengan mengutus sebagai Nabi pada bulan Ramadhan. Pada
bulan tersebut, beliau ke Gua Hira' seperti biasanya dengan diikuti
keluarganya. Pada suatu malam Allah memuliakan beliau dengan memberi
risalah dan rnerahmati hamba-hambaNya dengan beliau, datanglah Malaikat
Jibril dengan membawa perintah Allah Ta 'ala. Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Salam bersabda, "Jibril datang kepadaku pada saat aku tidur
dengan membawa secarik kain Dibaj dan dalamnya terdapat tulisan.
Malaikat Jibril berkata, `Bacalah!' Aku berkata,`Alcu tidak bisa
membaca.' Malaikat Jibril mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut
hingga aku merasa seolah-olah sudah mati kemudian ia melepas cekikannya
dan berkata, `Bacalah!' Aku menjawab, 'Apa yang harus aku baca?'
Malaikat Jibril kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut
hingga aku merasa seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya
dan berkata, `Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?'
Jibril
kembali mencekik leherku dengan kain Dibaj tersebut hingga aku merasa
seolah-olah sudah mati, kemudian ia melepas cekikannya, dan berkata,
`Bacalah!' Aku berkata, 'Apa yang harus aku Baca?' Aku berkata seperti
itu dengan harapan ia mengulangi apa yang sebelumnya ia lakukan terhadap
diriku. Kemudian ia berkata, 'Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan
perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.' (Al-Ala: 1-5).
Aku pun membacanya, sedang Jibril pergi dari hadapanku.
Setelah
itu, aku bangun dari tidurku dan aku merasakan ada sesuatu yang
tertulis dalam hatiku. Kemudian aku keluar dari Gua Hira.
Ketika
aku berada di tengah-tengah gunung, tiba-tiba aku mendengar suara dari
langit, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah dan aku adalah jibril". Aku
hadapkan kepalaku ke langit, saat itu kulihat jibril menjelma seperti
orang laki-laki yang membentangkan kedua lututnya ke ufuk langit. Jibril
berkata lagi, "Hai Muhammad, engkau utusan Allah, dan aku adalah
jibril". Aku berdiri untuk melihatnya tanpa maju dan mundur. Aku arahkan
pandanganku kepadanya di ufuk langit, dan aku tidak melihat arah
manapun melainkan aku lihat dia berada di sana. Aku berdiri diam
terpaku; tidak maju dan tidak mundur, hingga akhirnya Khadijah mengutus
orang-orangnya untuk mencariku. Mereka tiba di Makkah Atas dan kembali
menemui Khadijah, sedang aku tetap berdiri di tempatku semula."
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Menceritakan apa Yang Dialaminya kepada Khadijah
Ibnu
Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku bahwa Ubaid
berkata, "Kemudian Jibril pergi dari hadapanku, dan aku pulang menemui
keluargaku. Ketika aku bertemu Khadijah, aku duduk di pahanya, dan
bersandar padanya. Khadijah berkata, 'Hai Abu Al-Qasim, di mana engkau
berada? Sungguh, aku telah mengutus orang-orangku untuk mencarimu hingga
mereka tiba di Makkah atas, kemudian pulang tanpa membawa hasil.'
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berkata, `Kemudian aku ceritakan
kepada Khadijah kejadian yang baru aku alami. Khadijah berkata,
`Saudara misanku, bergembiralah, dan tegarlah. Demi Dzat yang jiwa
Khadijah berada di Tangan-Nya, sungguh aku berharap kiranya engkau
menjadi Nabi untuk umat ini'."
Khadijah Menceritakan apa Yang Dialami Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam kepada Waraqah bin Naufal
Ibnu
Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku bahwa Ubaid
berkata, "Khadijah berdiri dan mengemasi pakaiannya kemudian pergi ke
rumah Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai, saudara
misannya. Waraqah adalah pemeluk agama Nasrani, membaca kitab-kitab, dan
mendengar dan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Khadijah bercerita
kepadanya persis seperti yang diceritakan Rasulullah Shallallahu wa
Sallam kepadanya, bahwa beliau melihat dan mendengar sesuatu. Waraqah
bin Naufal berkata, `Mahasuci Allah. Mahasuci Allah. Demi Dzat yang jiwa
Waraqah ada di Tangan-Nya, jika apa yang engkau ceritakan benar, wahai
Khadijah, sungguh suamimu didatangi Jibril yang dulu pernah datang
kepada Musa. Sungguh suamimu adalah Nabi untuk umat ini. Katakan padanya
agar ia bersabar.' Kemudian Khadijah pulang menemui Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam dan menceritakan perkataan Waraqah bin
Naufal kepada beliau."
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bertemu Waraqah bin Naufal
Ibnu
Ishaq berkata bahwa Wahb bin Kaisan berkata kepadaku, bahwa Ubaid
berkata, "Usai melakukan penyendirian di Gua Hira', Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam melakukan aktifitas-aktifitas yang biasa
beliau lakukan. Beliau pergi ke Ka'bah, dan thawaf di sekitarnya. Ketika
beliau sedang thawaf, beliau bertemu dengan Waraqah bin Naufal. Waraqah
bin Naufal berkata kepada beliau, `Keponakanku, ceritakan kepadaku apa
yang telah engkau lihat dan engkau dengar!' Rasulullah Shallallahu
Alaihi wa Sallam menceritakan apa yang beliau lihat dan dengar kepada
Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal berkata, 'Demi Dzat yang jiwaku
berada di Tangan-Nya, sungguh engkau adalah Nabi untuk umat ini. Sungguh
telah datang kepadamu Malaikat Jibril yang dulu pernah datang kepada
Musa. Sungguh, engkau pasti akan didustakan, diganggu, diusir, dan
diperangi. Seandainya aku berada pada hail itu, pasti aku menolong Allah
dengan pertolongan yang diketahui-Nya.' Kemudian Waraqah bin Naufal
mendekatkan kepalanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan
mencium ubun-ubun beliau. Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam pulang ke rumahnya."
Sabtu, 04 Mei 2013
Cerita Tentang Wahyu yang Pertama Kali Turun
Like Ya sahabat... Jangan Lupa juga Isi Buku Tamunya, Biar aku Bisa Berkunjung Balik :)
×
0 komentar:
Posting Komentar